Cara Melakukan Non Destructive Test Metode Magnetic Particle Inspection

non destructive test

Dalam non destructive test kita mengenal salah satu metode yang namanya magnetic particle inspection. Magnetic particle inspection merupakan pengujian yang bisa kamu gunakan untuk mengecek adanya diskontinuitas dari material yang telah mengalami proses pengelasan, heating, machining dan berbagai proses manufaktur lain.

Metode ini pada dasarnya menggunakan daya magnet yang dihubungkan dengan material dan proses interpretasinya akan dilakukan sesuai dengan bentuk partikel magnet dari proses magentisasi. Adapun peralatan yang dibutuhkan untuk mengalirkan medan magnet diantaranya ada koil, yoke, prod, dan sn. Namun bisa kamu sesuaikan dengan material maupun kondisi material atau lapangan.

Keuntungan dan Kekurangan Memakai NDT Metode Magnetic Particle Inspection

Sebelum kita mulai proses non destructive test pada material yang kamu maksud, penting untuk kamu memahami keuntungan dari metode magnetic particle inspection berikut dengan kekurangannya.

Keuntungan Metode Magnetic Particle Inspection

  • Bersifat portable dan sesuai apabila kamu gunakan untuk pengujian di lapangan.
  • Pengaplikasiannya mudah dan lebih murah.
  • Pelatihan yang harus kamu jalani juga lebih murah dan relative tifak rumit.
  • Bisa mendeteksi retak pada permukaan yang sangat halus dan kecil. Selain itu juga mudah mendeteksi diskontinuitas yang terjadi di dekat permukaan baja.
  • Dapat kamu gunakan untuk material dengan pelapisan atau cat tipis dan pada bagian-bagian material pelat.

Kekurangan Metode Magnetic Particle Inspection

  • Khusus digunakan untuk material baja.
  • Penting untuk kamu selalu melakukan pembersihan pasca pengujian.
  • Membutuhkan ampere yang tinggi apabila materialnya besar.
  • Memerlukan proses demagnetisasi.
  • Kamu butuh melakukan pengujian berulang, terutama material yang detail permukaannya rumit.
  • Memungkinkan untuk terjadi kerusakan material saat proses Arc yang menggunakan Prods atau Haedstocks.

Beberapa Metode dalam Magnetic Particle Inspection

Dalam melakukan non destructive test yang menggunakan pengujian magnetic particle inspection, kamu bisa menggunakan beberapa metode pengaplikasian berikut:

  • Metode Basah

Metode basah atau wet visible merupakan metode uji yang memanfaatkan air dan minyak sebagai wet suspension. Secara umum metode ini memang lebih sensitif apabila kita bandingkan dengan dry visible karena menggunakan media yang berbahan cair. Sehingga memungkinkan untuk partikel yang ada pada media terdistribusi merata di sekitar permukaan benda uji.

Jika saja terjadi crack sangat halus dan kecil, maka akan lebih mudah terdeteksi oleh media cair itu. Maka dari itu metode ini bagus untuk mendeteksi diskontinuitas yang terjadi pada benda uji yang permukaannya halus.

  • Metode Kering

Metode kering atau dry visible menggunakan partikel berupa bubuk kering yang bersifat magnetis. Dry visible cocok apabila kamu aplikasikan pada material uji yang sifatnya kasar. Bubuk kering yang bisa kamu gunakan tersedia dengan banyak warna. Diantaranya ada abu-abu, hitam, merah, kuning, dan sebagainya. Tujuannya untuk meningkatkan kontras yang terjadi antara partikel dan material uji.

  • Metode Wet Fluorescent

Wet fluorescent mempunyai prinsip kerja yang hampir sama dengan metode basah. Hanya saja pembedanya terletak pada serbuk partikelnya. Karena pada wet fluorescent menggunakan serbuk partikel magnetik yang hanya terlihat oleh sinar UV (20 lux) dan backlight (1000 lux).

Langkah Pengujian Dengan Magnetic Particle Inspection

Setelah kamu memahami beberapa keuntungan dan kekurangan dari salah satu metode non destructive ini. Maka berikut ini adalah beberapa langkah yang harus kamu ikuti dalam prosedur pengujian magnetic particle test:

  • Persiapan Permukaan

Dalam memulai pengujian material, kamu wajib untuk membersihkan permukaan material uji. Pastikan permukaan partikel tersebut bebas dari segala jenis kotoran yang bisa mengganggu proses pengujian. Diantaranya karat, oil/grease, debu dan berbagai kotoran lain.

  • Pemberian Gaya Magnet

Dalam memulai pengujian, material uji akan diberikan gaya magnet dengan tujuan untuk menciptakan medan magnet pada benda uji. Jika medan magnet sudah terbentuk, maka nantinya benda uji bisa menarik serbuk feromagnetik guna mendetekti adanya diskontinuitas pada permukaan benda uji.

  • Adanya Partikel akan Mendeteksi Diskontinuitas

Hal ini menyesuaikan metode yang kamu gunakan. Secara umum, biasanya metode basah menggunakan WCP dan metode kering menggunakan serbuk kering feromagnetik.

  • Evaluasi

Jika proses magnetisasi sudah selesai maka lanjut dengan proses deteksi diskontinuitas yang terjadi pada permukaan material. Biasanya partikel yang kamu gunakan akan masuk dalam retakan atau cacat pada permukaan, setelah itu identifikasi jenis diskontinuitas yang terjadi dan dilakukan proses pendataan. Guna menentukan apakah cacat tersebut perlu perbaikan atau pergantian.

  • Menghilangkan Medan Magnet Material

Setelah proses identifikasi selesai, maka harus dilakukan proses demagnetisasi. Tujuannya agar pada struktur mikro tidak lagi bersifat magnetis karena bisa mempengaruhi mechanical properties dari material tersebut.

  • Cleaning

Terakhir proses cleaning untuk membersihkan sisa partikel dan kotoran pasca pengujian. Tujuannya agar material terbebas dari berbagai macam kotoran yang bisa berpengaruh pada mechanical properties dari material.

Usahakan setiap melakukan non destructive test sudah memenuhi acceptance criteria yang digunakan oleh masing-masing konsultan. Dengan begitu hasilnya bisa digunakan untuk pengambilan tindakan baik itu perbaikan material atau pergantian.

Tinggalkan Balasan